Contoh makalah sejarah Indonesia

•Contoh makalah sejarah Indonesia 

Istilah istilah untuk menyebut zaman sebelum mengenal tulisan.
Praaksara
"Praaksara" adalah istilah baru untuk menggantikan istilah "prasejarah". Penggunaan istilah prasejarah untuk menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia sebelum mengenal tulisan dianggap kurang tepat. Kata "prasejarah" terdiri atas dua kata, yaitu kata "pra" artinya sebelum dan kata "sejarah" yang bermakna aktivitas manusia di masa lalu. Jadi, kata prasejarah bermakna sebelum ada aktivitas manusia. Padahal pada kenyataannya, manusia pada saat itu sudah memiliki sejarah dan kebudayaan, meskipun belum mengenal tulisan.

Adapun kata "praaksara" juga terdiri atas dua kata, yaitu "pra" dan "aksara". Kata "pra" berarti sebelum, sedangkan kata "aksara" berarti tulisan. Dengan demikian, praaksara dapat didefinisikan sebagai masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Oleh karena itu, prasejarawan sepakat untuk lebih menggunakan kata praaksara daripada menggunakan kata prasejarah untuk mengungkap kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Selain prasejarah, ada istilah lain yang mirip dengan arti praaksara, yaitu nirleka. Kata "nir" artinya tanpa dan kata "leka" artinya tulisan.

Teori terbentuknya alam semesta sampai 
Sampai terbentuknya pulau Indonesia.

    Teori Big Bang Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet.
TEORI TERBENTUKNYA KEPULAUAN DI INDONESIA Teori terbentuknya benua dibagi menjadi 2 a. Teori geologi kuno Sebuah teori geologi kuno menyebutkan, proses terbentuknya daratan yang terjadi di Asia belahan selatan adalah akibat proses pergerakan anak benua India ke utara yang bertabrakan dengan lempeng bumi bagian utara. Pergerakan lempeng bumi inilah yang kemudian melahirkan Gunung Himalaya. Konon proses yang terjadi pada 20-36 juta tahun yang silam itu menyebabkan sebagian anak benua di selatan terendam air laut, sehingga yang muncul di permukaan adalah gugusan-gugusan pulau (nusantara) yang merupakan mata rantai gunung berapi.

Pembagian zaman berdasarkan proses evolusi bumi.
  Arkaekum (Zaman tertua) Zaman arkaekum diperkirakan telah berusia 2500 juta tahun. Zaman arkaekum memiliki ciri-ciri kulit bumi yang masih panas dan belum stabil, hal ini karena masih memiliki temperatur yang sangat tinggi. Pada zaman arkaekum diperkirakan belum adanya tanda-tanda kehidupan. Bumi masih dalam suatu proses pembentukan menjadi pad
   Paleozoikum (Zaman kehidupan tertua) Zaman paleozoikum diperkirakan telah berusia 340 juta tahun. Pada zaman paleozoikum, bumi masih belum stabil serta masih terus menerus berubah-ubah (bumi perlahan berangsur-angsur menjadi dingin), namun sudah mulai adanya tanda-tanda kehidupan. Tanda-tanda kehidupan yaitu adanya makhluk hidup bersel satu atau mikroorganisme. Pada akhir zaman paleozoikm telah muncul berbagai jenis reptil sederhana seperti kura-kura. Tumbuhan yang muncul adalah jenis paku-pakuan. Zaman paleozoikum juga disebut zaman primer atau zaman pertama.
  Mesozoikum (Zaman kehidupan pertengahan) Zaman mesozoikum diperkirakan berusia sekitar 140 juta tahun dan disebut juga sebagai zaman sekunder atau zaman kedua. Zaman mesozoikum mulai ditandai dengan terbentuknya cekungan laut atau geosinklinal yang terisi oleh endapan yang tebal serta meluasnya tumbuhan berjenis paku-pakuan. Pada zaman mesozoikum, iklim semakin membaik, walaupun suhu terkadang masih berubah-ubah, curah hujan sudah mulai berkurang, sungai besar dan danau banyak yang mengalami kekeringan, muncul pohon-pohon besar dan hewan yang banyak hidup di darat. Munculnya reptil yang sangat besar seperti dinosaurus (12 meter), tiranosaurus (30 meter), serta ada pula yang memiliki sayap dan mampu terbang. Oleh karena itu, zaman mesozoikum disebut juga sebagai zaman reptil. Pada akhir dari zaman mesozoikum, hewan berjenis mamalia sudah ada.
  Neozoikum (Zaman kehidupan baru) Zaman neozoikum diperkirakan berusia sekitar 60 juta tahun. Pada zaman neozoikum, keadaan bumi sudah semakin membaik serta perubahan cuaca yang tidak begitu besar. Hal ini dapat membuat makhluk hidup untuk berkembang lebih pesat. Zaman neozoikum dibedakan menjadi 2 zaman, yaitu zaman tersier serta zaman kuarter.
  Zaman Tersier Zaman tersier sudah ditandai dengan munculnya tenaga endogen yang dahsyat yang dapat melipat dan mematahkan lapisan kulit bumi. Oleh karena akibat tenaga endogen tersebut, mengakibatkan terbentuk suatu rangkaian pegunungan besar di seluruh dunia. Zaman tersier dibagi menjadi beberapa masa, yaitu zaman paleosen, eosen, oligosen, miosen, dan pliosen. Zaman ini sudah berkembang binatang-binatang yang menyusui, reptil-reptil raksasa lambat laun telah lenyap



Manusia purba Indonesia
1. Meganthropus Palaeojavanicus
Jenis manusia purba ini ditemukan pada sekitar tahun 1936 di kawasan Sangiran. Jenis manusia ini diperkirakan hidup sekitar satu hingga dua juta tahun yang lalu. Fosil dari manusia Meganthropus ini adalah manusia yang memiliki tubuh tinggi yang ditemukan oleh arkeolog asal Belanda, Van Koenigswald.
Ciri-ciri dari manusia purba ini memiliki tulang pipi yang tebal, otot rahang kuat, bentuk tubuh yang tegap, tulang kening yang menonjol, tak memiliki dagu serta memiliki bentuk kepala dengan tonjolan di belakang yang tajam.
2. Pithecanthropus Erectus
Jenis-jenis manusia purba selanjutnya adalah Pithecanthropus Erectus yang diperkirakan hidup di Indonesia pada satu hingga dua juta tahun yang lalu. Fosil pertamanya ditemukan pada fosil bagian geraham di daerah Lembah Bengawan Solo, daerah Trinil. Penemunya ialah Eugene Dubois tahun 1890.
Pithecanthropus Erectus memiliki ciri – ciri tengkuk dan geraham (gigi) yang kuat, tubuhnya belum tegap sempurna, hidungnya tebal, dahinya lebih menonjol dan lebar, rata-rata tingginya 165 cm sampai 180 cm. Memiliki otak sekitar 750 cc hingga 1350 cc.
3. Pithecanthropus Soloensis
Fosil manusia purba ini ditemukan di daerah Ngandong, Solo. Diberi nama Pithecanthropus Soloensis karena ditemukan di Solo. Ciri-ciri manusia purba ini yaitu memiliki tulang belakang menonjol, rahang bawah yang kuat, hidungnya lebar dan tulang pipi yang kuat serta menonjol.
Pithecanthropus Soloeinsis memiliki perkiraan tinggi sekitar 165 hingga 180 cm. Ia adalah pemakan tumbuhan dan kerap juga berburu hewan untuk dijadikan santapan. Fosilnya ditemukan sekitar tahun 1931 hingga 1933 oleh Openorth dan Van Koenigswald.
4. Pithecanthropus Mojokertensis
Tak hanya di Solo, di daerah Mojokerto juga ditemukan fosil manusia purba. Van Koenigswald kembali menemukan fosil pada tahun 1939 di Mojokerto, Jawa Timur. Pertama kali ia menemukan fosil manusia purba yang diperkirakan masih berusia 6 tahun. Lalu tahun 1936, Widenreich menemukan fosil lagi di kota yang sama.
Ciri-ciri Pithecanthropus Mojokertensis yaitu memiliki tulang tengkorak yang tebal, tingginya sekitar 165 sampai 180 cm, tak memiliki dagu dan memiliki badan tegap. Saat penemuan, fosil Pithecanthropus Mojokertensis hancur saat sedang proses penggalian.
5. Homo Floresiensis
Menggunakan sebutan ‘homo’ karena pada manusia purba ini telah memiliki kebiasaan yang hampir mirip dengan manusia modern saat ini. Mereka telah mengerti berbagai kegiatan dan disebut juga sebagai mahkluk ekonomi.
Homo Floresiensis ditemukan di Pulau Flores Nusa Tengara dan diperkirakan hidup 12 ribu tahun yang lalu. Jenis manusia purba ini telah mampu hidup berdampingan dengan jenis-jenis manusia purba lainnya. Ciri-ciri manusia purba ini hanya memiliki tinggi badan satu meter, bentuk dahinya sempit dan tak menonjol, tulang rahangnya menonjol, volume otak 380 cc serta tengkorak kepalanya yang kecil.
6. Homo Wajakensis
Manusia purba Homo Wajakensis hidup di zaman yang lebih modern dari sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan penemuan peralatan yang bersamaan dengan fosil ini. Eugene Dubois menemukan fosil Homo Wajakensis di daerah Campur Darat Tulungagung Jawa Timur.
Ciri-cirinya ia memiliki bentuk wajah dan hidung datar dan lebar, tulang pipinya menonjol ke samping, letak hidung dan mulut sedikit jauh, tinggi 130 sampai 210 cm dan mampu berjalan tegap.
7. Homo Soloensis
Selain Pitecanthropus (manusia kera), di Solo juga ditemukan fosil Homo Soloensis. Dikategorikan ‘homo’ karena manusia purba ini tergolong lebih cerdas. Weidenrich dan Koenigswald menemukannya tahun 1931. Mereka diperkirakan hidup sekitar 300.000 sampai 900.000 tahun yang lalu.
Ciri-ciri manusia purba ini memiliki volume otak 1000cc hingaa 1300 cc, tinggi badannya mencapai 130 hingga 210 cm, tubuhnya tegap dan memiliki struktur tulang wajah yang tidak mirip dengan manusia kera.


8. Homo Sapiens
Pasti kalian sudah tak asing dengan nama manusia purba satu ini. Jenis manusia purba ini adalah jenis manusia purba yang usianya paling muda ditemukan dan mendekati seperti manusia modern saat ini.
Ia telah mengenal kehidupan sosial dan berpikir cerdas. Bentuknya juga mirip dengan manusia seperti bentuk tengkuk yang sudah kecil, tulang wajah tidak menonjol, memiliki dagu dan tulang rahang yang tidak terlalu kuat dan volume otak antara 1000 sampai 1200 cc

Pembagian zaman berdasarkan hasil kebudayaan.

1.Zaman batu
Zaman batu terdiri zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu madya (mesolitikum), dan zaman batu muda (neolitikum).
A.Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
Ciri khas: alat masih kasar, hidup berkelompok kecil dan berpindah (nomaden), mengumpulkan makanan (food gathering).
Manusia pendukung: Pithecantropus Erectus, Homo Soloensis, Homo Wajakensis.
Peninggalan kebudayaan: kapak genggam atau perimbas (chooper), kapak penetak, alat - alat dari batu (flakes), alat tulang.
B.Zaman Batu Madya (Mesolitikum)
Ciri khas: alas lebih halus, sudah mulai menentap, tinggal di goa, kebudayaan bescon hoabin.
Manusia pendukung: Sakai, Atca, Aborigin, Semang.
Peninggalan kebudayaan: kapak batu (pebble), alat - alat tulang, flake (serpihan), kjokenmoddinger, lesung, gerabah, dan periuk.


C.Zaman Batu Baru (Neolitikum)
Ciri khas: sudah menetap (sedenter), menghasilkan makanan dengan bercocok tanam dan beternak (food producing), alat lebih halus dan bentuknya lebih rapi.
Peninggalan kebudayaan: kapak persegi (di temukan di daerah Sumatera, Jawa Barat, dan Jawa Tengah), kapak lonjong (irian), pacul, beliung, tarah, tembikar, walsen beil (kapak lonjong besar).
D.Zaman Batu Besar (Megalitikum)
Ciri khas: menghasilkan bangunan batu yang besar, tradisi religi berkembang besar.
Peninggalan kebudayaan: Menhir (tugu pemuja arwah), dolmen (meja sajen), sarcopagus (peti batu), waruga (kubur batu berbentuk kubus), punden berundak, dan arca.
2.Zaman Logam
Zaman logam terdiri dari tembaga, perunggu, dan besi.
a.Tembaga
Ciri khas: sudah dapat mengolah tembaga, zaman ini tidak dilalui prasejarah Indonesia.
Peninggalan kebudayaan: tidak ada
b.Perunggu
Ciri khas: Kebudayaan Dongson, bisa mengolah campuran tembaga dan timah menjadi perunggu, mencetak peralatan logam denga cetak lilin dan setangkap.
Peninggalan kebudayaan: kapak corong (kapak sepatu), nekara (berfungsi sebagai dandang dan upacara), Moko (nekara yang tinggi), bejana perunggu, perhiasan.
c.Besi
Ciri khas: sudah bisa melebur besi
Peninggalan kebudayaan: mata kapak, mata tombak, dan pisau.


Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia

Menurut Drs. Moh. Ali bahwa nenek moyang Indonesia datang dari Kawasan Yunan, China bagian Selatan. Mereka datang ke Indonesia dengan cara bertahap. Tahap pertama pada tahun 3500-1500 SM dengan perahu beradik satu. Tahap kedua terjadi pada tahun 1500-500 SM dengan perahu beradik dua
Menurut Prof. Dr. Krom bahwa nenek moyang Indonesia adalah orang asli China bagian       tengah. Mengapa demikian?. Karena di Cina bagian tengah banyak sekali sungai yang besar. Sebagian dari mereka datang ke Indonesia pada zaman batu
Menurut Prof. Moh. Yamin bahwa nenek moyang Indonesia berasal dari daerah Indonesia itu sendiri. Bahkan ia meyakini bahwa sebagian dari bangsa dan suku di luar negeri yang bermerk moyang sama dengan Indonesia.
Menurut Prof. Dr. H. Kern  bahwa nenek moyang Indonesia berasal dari daratan Asia. Ilmuwan dari Belanda ini memiliki penelitian dengan hasil yang menunjukkan bahwa bahasa yang dipakai oleh suku suku di Indonesia,Melanesia, Polinesia, dan mikronesia  mempunyai banyak kemiripan dan dasar yang sama yaitu bahasa Austronesia Jauh sebelum kedatangan bangsa Austronesia. Sudah ada beberapa kelompok manusia yang lebih dahulu tinggal dan singgah di Indonesia. Di antaranya, ada Manusia Pleistosin,suku wedoid, dan suku Negroid. Ketiga suku ini merupakan bagian dari Aspek asal usul nenek moyang Indonesia yang tidak bisa disisihkan

Komentar

Postingan Populer